MAKALAH
TELAAH
“KONSTRUKSI TEORI” PENELITIAN AGAMA
Diajukan
untuk memenuhi mata kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen
pengampu : Rohman, S.Pd.I, M.A

Disusun
oleh kelompok 4
Kelas
TBI 3A
1. Seftia
Ayu Nuraini (152301766)
2. Siti
Fitri Mardiah (152301793)
JURUSAN TADRIS BAHASA
INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
IAIN “ SULTAN MAULANA
HASANUDDIN” BANTEN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat
Allah SWT. Yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada Kami. Sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah rencanakan. Makalah ini kami buat dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penilaian Mata Kuliah. Yang meliputi nilai
tugas, nilai kelompok, nilai individu, dan nilai keaktifan. Penyusunan makalah
ini tidak berniat untuk mengubah materi
yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada studi banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari
kesalahan. Begitu pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami
mohon maaf atas segala kekurangannya. Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Rohman, S.Pd.I,
M.A.
Sebagai pengajar Mata Kuliah Metodologi Studi
Islam yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah
ini. Tidak lupa pula kepada rekan-rekan
yang telah ikut berpartisipasi. Sehingga makalah ini selesai tepat pada
waktunya. Dan dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun maupun bagi
orang-orang banyak.
Palima, 25 September 2016
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
A. Pengertian Telaah Konstruksi Teori Penelitian Agama............................... 2
B. Macam-Macam Penelitian........................................................................... 4
C. Langkah-Langkah Penyusunan Draft Penelitian dan Pengkajian
Islam..... 8
D. Pendekatan yang Digunakan....................................................................... 9
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 10
A. Kesimpulan................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran
agama islam yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW
diyakini bahwa dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang
sejahtera lahir dan batin. Didalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang
bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih
bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Petunjuk-petunjuk agama mengenai
berbagai kehidupan manusia sebagaimana yang terdapat dalam sumber ajarannya.
Al-qur’an dan hadits Nampak ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang
dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian social, menghargai waktu, bersikap tebuka, demokratis, berorientasi
pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti feodalistik, mencintai kebersihan,
mengutamakan kebersamaan dan sikap-sikap positif lainnya. Namun kenyataan islam
sekarang menampilkan keadaan yang lebih jauh dari cita-cita ideal tersebut dan
buah dari ibadah yang berdimensi social sudah Nampak berkurang. Dikalangan
masyarakat telah terjadi kesalah pahaman dalam memahami symbol-simbol keagamaan
itu, maka agama lebih di hayati sebagai
penyelamat individu dan bukan sebagai keberkahan social secara bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian “konstruksi teori” penelitian agama?
2. Apa
macam-macam penelitian?
3. Apa
langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam?
4. Apa
pendekatan yang digunakan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian “konstruksi teori” penelitian agama
2. Untuk
mengetahui macam-macam penelitian
3. Untuk
mengetahui langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian
islam
4. Untuk
mengetahui pendekatan yang digunakan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstruksi
Teori Penelitian Agama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta
mengartikan konstruksi adalah cara membuat atau menyusun bangunan-bangunan (jembatan dan sebagainya),
dan dapat pula berarti susunan dan gabungan kata di kalimat atau di kelompok
kata. Sedangkan teori berarti pendapat
yang dikemukakan sebgai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian)
dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu teori dapat pula berarti pendapat,
cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.[1]
Selanjutnya dalam ilmu penelitian teori-teori itu pada
hakikatnya merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya
suatu hubungan positif antara gejala
yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat.
Dari pengertian-pengertian tersebut kita dapat memperoleh kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan konstruksi teori adalah
susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau
hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara
satu dengan yang lainnya saling berkaitan, sehingga membentuk suatu bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang dilakukan
secara seksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan. Selanjutnya
penelitian yang dilahirkan oleh dunia ilmu pengetahuan mengandung implikasi-implikasi
yang bersifat ilmiah, oleh karena hal tersebut merupakan proses penyelidikan yang
berjalan sesuai dengan
ketetapan-ketetapan dalam ilmu pengetahuan tentang penelitian atau yang
selanjutnya disebut methodologi of research. Tujuan pokok dari kegiatan
penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkn
melalui data-data yang terkumpul.kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh
tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaruan
perkembangan atau perbaikan. Perkembangan atau perbaikan dalam
masalah-masalah teoretis dan praktis
dalam bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan.[2]
Dengan demikian penelitian mengandung arti
upaya menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang
terkumpul. Penelitian menuntut kepada pelaku-pelakunya agar proses penelitian yang dilakukan itu
bersifat ilmiah yaitu harus sistematis, terkontrol, bersifat empiris, dan harus
kritis dalam penganalisisan data-datanya sehubungan dengan dalil-dalil hipotesis yang menjadi pendorong mengapa penelitian itu dilakukan.
Dengan demikian penelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Ini adalah
cara untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban atas persoalan yang berarti melalui
penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Suatu penyelidikan harus melibatkan pendekatan ilmiah agar dapat digolongkan
sebagai penelitian.
Berikutnya sampailah kita pada pengertian agama. Telah banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan
seperti antropologi, psikologi, sosiologi dan lain-lain yang mencoba
mendefinisikan agama tetapi banyak juga
hasilnya yang tidak memuaskan, karena tidak diperoleh definisi yang
seragam. R.R. Marett salah seorang ahli antropologi inggris, mengatakan bahwa
agama adalah yang paling sulit dari
semua perkataan untuk didefinisikan
karena agama menyangkut lebih dari
banyak pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dirinya
menurut segi-segi emosionalnya walaupun idenya kabur.
Namun demikian, mendefinisikan agama dapat juga
dilakukan, meskipun sangat minimal, sebagaimana yang telah diberikan E.B.
Taylor yaitu agama adalah kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
Definisi agama dengan agak lebih lengkap dikemukakan J.G.
Frazer. Menurutnya agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri
kepada kekuatan yang lebih tinggi
daripada manusia yang dipercaya mengatur dan mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia. Lebih lanjut Frazer mengatakan bahwa agama
terdiri dari dua elemen yakni yang bersifat teoritis dan yang bersifat praktis.
Yang bersifat teoritis berupa kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan yang lebih
tinggi daripada manusia, sedangkan yang bersifat praktis ialah usaha manusia
untuk tunduk kepada kekuatan-kekuatan
tersebut serta usaha menggembirakannya.
Harun Nasution, guru besar filsafat dan teologi islam,
berdasarkan analisisnya terhadap
berbagai kata yang berkaitan dengan agama yaitu al-din, religi dan kata agama itu
sendiri sampai pada kesimpulan pada intisari yang terkandung dalam
istilah-istilah di atas ialah ikatan.
Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang
harus di pegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan ini berasal dari suatu kekuatan yang
lebih tinggi dari manusia.
Harun Nasution selanjutnya menyebutkan ada empat unsur
penting yang terdapat dalam agama, yaitu :
1.
Unsur kekuatan gaib
yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan sebagainya.
2.
Unsur keyakinan
manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat nanti amat
bergantung kepada adanya hubungan baik
dengan kekuatan gaib yang di maksud.
3.
Unsur respons yang
bersifat emosional dari manusia yang dapat mengambil bentuk perasaan takut,
cinta dan sebagainya.
4.
Unsur paham adanya
yang kudus dan suci yang dapat mengambil
bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan
dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat sampai pada suatu
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan telaah “konstruksi teori” penelitian
agama adalah suatu upaya memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami
secara seksama susunan atau bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan
lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan
ajaran agama sebagai dasar pertimbangan
untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan zaman.
B. Macam-Macam Penelitian
Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya.
Dilihat dari segi hasil yang ingin dicapainya, penelitian dapat di bagi menjadi
penelitian menjelajah (exploratory atau deskriptif) dan penelitian yang
bersifat menerangkan (explanatory). Dalam penelitian yang besifat
menjelajah, dimana pengetahuan mengenai
persoalan masih sangat kurang atau belum ada sama
sekali, teori-teorinya belum ada atau
belum diperlukan. Demikian pula dengan
penelitian yang bersifat deskriptif.
Sedangkan dalam peneltian yang bersifat menerangkan dimana sudah pasti ada teori-teori yang
menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang akan di uji jelas memerlukan teori.
Selamjutnya
jika dilihat dari segi bahan-bahan atau objek yang akan di teliti, penelitian
dapat di bagi menjadi penelitian kepustakaan dengan menggunakan bahan-bahan
tertulis seperti manuskrip, buku, majalah, surat kabar, dan dokumen lainnya;
dan penelitian lapangan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
sasaran penelitian yang selanjutnya di sebut informan atau responden melalui
instrumen pengumpulan data seperti angket, wawancara dan observasi.
Jika
dilihat dari segi cara menganalisisnya, penelitian dapat di bagi menjadi
penelitian yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Penelitian
kualitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat sosiologis;
sedangkan penelitian kuantitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat fisik, material, dan dapat di
hitung jumlahnya. Sikap keagamaan, kecerdasan, pengaruh kebudayaan, dan lain
sebagainya. Termasuk objek penelitian yang bersifat kualtatif. Sedangkan objek
penelitian yang sifatnya ingin mengetahui jumlah para lulusan, jumlah orang yang melanggar
peraturan, dan sebagainya dapat dilakukan penelitian yang bersifat kuantitatif.
Jika
dilihat dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan,
penelitian dapat di bagi menjadi penelitian yang bersifat historis,
perkembangan, kasus, korelasional, kausal-komparatif, eksperimen sungguhan,
eksperimen semu, Dan penelitian tindakan.
Selanjutnya,
Masri Singarimbun dengan bertolak dari segi metode dan rancangan yang
digunakan, membagi penelitian menjadi penelitian survei, penelitian eksperimen,
dan grounded research.
Dari
berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan macam-macamnya itu, cara
melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang
umumnya digunakan sebagai acuan, karena cara pandang yang disebutkan sebelumnya
dinilai sudah tercangkup dalam cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangannya.
Berbagai macam penelitian yang didiasarkan pada segi metode dan rancangannya
ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.
Penelitian historis
(historical research)
Tujuan penelitian
historis adalah untuk membuat rekontsruksi masa lampau secara sistematis dan
objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta
mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakan fakta-fakta dan memperoleh
kesimpulan yang kuat.
Penelitian ini
memiliki ciri-ciri antara lain
1.
Tergantung kepada
daya yang di observasi orang lain daripada yang di observasi oleh peneliti
sendiri
2.
Harus tertib,
ketat, sistematik, dan tuntas, dan bukan sekedar mengkoleksi
informasi-informasi yang tak layak, dan reliabel dan berat sebelah
3.
Bergantung pada
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dai sumber primer, yaitu
si peneliti secara langsung melakukan observasi atau penyaksian
kejadian-kejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dari sumber
sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali
atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya
4.
Harus dilakukan
kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan apakah
dokumen itu otentik atau tidak, apakah data tersebut akurat atau relevan;
sedangkan kritik internal harus menguji motif, berat sebelah, dan sebagainya.
2.
Penelitian kasus
dan penelitian lapangan
Tujuan dari
penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit
sosial; individu, kelompok, dan lembaga atau masyarakat. Penelitian ini seperti
studi-studi yang dilakukan piaget mengenai perkembangan kognitif pada
anak-anak; studi secara intensif mengenai kebudayaan kota serta kondisi
kehidupannya pada suatu kota metropolitan; serta studi lapangan yang fokus
perhatiannya mengenai kebudayaan kelompok-kelompok masyarakat terpencil.
Ciri-ciri dari penelitian kasus dan penelitian lapangan ini antara lain:
1. Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi
dengan baik mengenai unit tersebut.
2. Dibandingkan dengan studi survei yang cenderung meneliti
sejumlah kecil variabel pada unit sampel
yang besar, studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil, tetapi
mengenai variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
Penelitian-penelitian studi kasus sangat berguna terutama
untuk informasi latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar
dalam ilmu-ilmu sosial. Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus
memberikan contoh-contoh yang berguan untuk ilustrasi mengenai
penemuan-penemuan yang digeneralisasiakn dengan statistik.
Adapun kelemahannya antara lain karena fokus yang
terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas
pada sufat representatifnya. Studi ini tidak memungkinkan generalisasi pada
populasinya, sebelem penelitin lanjutan yang berfokys pada hipotesis-hipotesis
yang tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.
3
Penelitian Korelasional
(corelational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.
Diantara contoh penelitian korelasional ini adalah studi
yang mempelajari saling hubungan antara skor tes masuk perguruan tinggi dengan
indeks prestasi; serta studi untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan
atas skor pada tes bakat.
Penelitian ini
memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Cocok dilakukan bila variabel-variabel yng diteliti rumut
dan atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipukasukan
2. Studi mavam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
4
Penelitian
causal-comparatif(causal comparative reseach)
Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari
kembali factor yang mungkin menjadi
penyebab melalui data tertentu. Hal ini
berlainan denga metode eksperimental
yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang di control.
Diantara
contoh penelitian ini adalah penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan
mempergunakan daya yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap
mungkin.
Adapun
ciri dari penelitian ini antara lain bahwa data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan
berlangsung (lewat masanya). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data itu dengan menelusuri kembali
ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab
hubungan dan maknanya.
5
Penelitian
eksperimental sungguhan
Penelitian
eksperimental sungguhan dilakukan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan
membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak
dikenal kondisi perlakuan.
Diantara
contoh penelitian eksperimantal sungguhan ini adalah penelitian yang dilakukan
untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada murid-murid kelas
III SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf inteligensi
murid (tinggi, sedang, dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random
(acak) berdasarkan inteligensi, ukuran kelas, dan metode mengajar. Penelitian
ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Menuntut
pengaturan variable-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib ketat, bsik dengan control
ataupun manipulasi langsung maupun
dengan menggunakan pengaturan secara acak.
2. Secara
khas menggunakan kelompok control sebagai garis dasar untuk membandingkan dengan
kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan
eksperimental.
6
Penelitian tindakan
(action research)
Penelitian
tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dunia kerja ataudunia actual yang lain.
Diantara
contoh penelitian ini adalah suatu program intervise training untuk melatih
para konselor bekerja dengan anak putus sekolah untuknmenyusun program
penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi, untuk
memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode
menanam padi yang inovatif.
Penelitian
ini memiliki ciri-ciri antara lain praktis dan langsung relevan untuk situasi
actual dalam dunia kerja;secara fleksibel dan adaptif, membolehkan
perubahan-perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan control untuk
kepentingan inovasi.
7
Penelitian survey
Dalam
survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umum
nya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari
sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi.
8
Grounded Reseach
Penelitian
ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas dimana para peneliti
tidak memulai penelitiannya dengan teori atau hipotesis yang akan diuji, menurut
Glaser dan Straus (1967) mengatakan bahwa grounded reseach merupakan reaksi
yang tajam sekaligus menyajikan jalan keluar dari “stagnasi teori” dalam ilmu
ini menitikberatkan pada sosiologi.
C. Langkah-Langkah
Pokok Penyusunan Draft Penelitian dan
Pengkajian Islam
Melly
G. Tan mengatakan bahwa suatu rencana penelitian dapat dibagi dalam delapan
langkah, yaitu:[3]
1. Pemilihan
persoalan
2. Penentuan
ruang lingkup penelitian
3. Pemeriksaan
tulisan-tulisan yang bersangkutan
4. Perumusan
kerangka teoritis
5. Penentuan
konsep-konsep
6. Perumusan
hipotesis-hipotesis
7. Pemilihan
metode pelaksanaan penelitian
8. Perencanaan
sampling
Selanjutnya,
jika unsur-unsur tersebut dikaitkan dengan rencana penyusunan draft penelitian
dan pengkajian agama, yang harus ada yaitu:
1. Latar
belakang masalah
Latar belakang masalah pada
hakikatnya memuat pemikiran atau alas an yang jelas dan meyakinkan mengapa
penelitian itu mesti dilakukan. Secara sederhana masalah terjadi karena adanya
kesenjangan antara problema dengan teori.
2. Studi
kepustakaan
Kajian kepustakaan pada intinya
dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan topic penelitian yang
akan diajikan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan mubazir.
3. Landasan
teori dan hipotesis
Teori pada pokoknya merupakan
pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif
antara grjala yang diteliti dari satu atau beberapa factor tertentu dalam
masyarakat.
4. Metodologi
penelitian
Apabila konsep-konsep sudah
ditentukan dan landasan teori dan hipotesis telah terbentuk dan menuju ke tahap
pemilihan metode pelaksanaan penelitian. Metode mana yang akan dilakukan dan
dinilai paling tepat bergantung pada
macam penelitian yang dilakukan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya mengenal adanya penelitian yang bersifat eksploratif (menjelajah),
deskriptif (menggambarkan) dan eksplanatory (menerangkan).
5. Kerangka
analisis
Menganalisis data merupakan suatu
langkah yang sangat kritis dalam penelitian yang harus memastikan kerangka dan
pola analisis mana yang akan digunakan, apakah analisis statistic ataukah
analisis non statistic. Analisis statistic dengan data kuantitatif atau data
yang di kuantifikasikan, yaitu data dalam bentuk bilangan sedangkan analisis
non statistic sesuai untuk data deskriptif atau data kontekstual.
.
D. Pendekatan yang Digunakan
Pendekatan
dapat diartikan sebagai suatu cara
pandang yang digunakan untuk menjelaskan
suatu data yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil penelitian dapat
menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda bergantung kepada
pendekatan yang digunakan. Berikut pendekatan dalam konstruksi teori penelitian
agama.
a. Pendekatan
kawasan
Pendekatan ini dapat digunakan
untuk menjelaskan hasil penelitian tentang suatu masalah menurut wilayah dimana
masalah tersebut terjadi.
b. Pendekatan
perbandingan
Pendekatan ini mengkaji bidang
keilmuan dengan cara membandingkan berbagai pendapat atau aliran yang ada dalam
ilmu tersebut sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya.
c. Pendekatan
topikal
Penelitian ini mengkaji suatu
masalah dalam satu bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengelompokannya dalam
topic-topik tertentu atau tema-tema yang terdapat pada masing-masing disiplin
keilmuan.pendekata ini biasanya banyak digunakan dalam mengkaji suatu pemikiran
yang bersifat normative atau ajaran.
Dari
kajian telaah konstruksi teori penelitian agama ini terlihat bahwa penelitian
agama amat mungkin dilakukan, karena disamping agama itu banyak sekali aspek yang dapat dikaji juga ilmu penelitian
dengan berbagai perangkat yang terkait dengannya dapat digunakan untuk meneliti agama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta
mengartikan konstruksi adalah cara membuat atau menyusun bangunan-bangunan (jembatan dan sebagainya),
dan dapat pula berarti susunan dan gabungan kata di kalimat atau di kelompok
kata. Sedangkan teori berarti pendapat
yang dikemukakan sebgai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian)
dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu teori dapat pula berarti pendapat,
cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu
Penelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah.
Definisi agama dengan agak lebih lengkap dikemukakan J.G.
Frazer. Menurutnya agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri
kepada kekuatan yang lebih tinggi
daripada manusia yang dipercaya mengatur dan mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia. Lebih lanjut Frazer mengatakan bahwa agama
terdiri dari dua elemen yakni yang bersifat teoritis dan yang bersifat praktis.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat sampai pada
suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan telaah “konstruksi teori”
penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan
memahami secara seksama susunan atau bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan
ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk
pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar
pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan
zaman.
B. SARAN
Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, 2009, Metodologi
Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers
Mansur, Syafi’in, 2009, Metodologi
Studi Islam, Serang:FUD Press, cet. 1
http://bagiandaftarisi.blogspot.com//2015/11/kata-pengantar-syukuralhamdulillah-kami.html pada 23 september 2016
Komentar
Posting Komentar